Sabtu, 01 Agustus 2009

ndak bajudul...

Sebelum manusia di diturunkan ke dunia terjadi suatu dialog antara manusia dengan tuhan. Tuhan menanyakan kepada manusia mengenai kesaksian manusia akan ketuhanan Tuhan, manusia pun bersaksi akan ketuhanan Tuhan.
Sehingga sebelum manusia diturunkan (apapun warna kulit dan bentuk fisik serta tempat dia diturunkan) semua manusia itu telah bersaksi la ila ha illallah.
Seyogyanya persaksian itu memiliki konsekuensi pengakuan akan ketuhanan Tuhan dan pengingkaran terhadap mempertuhankan selain Tuhan dan segala bentuk kekuatan semu lainnya, baik dalam berfikir, berkata-kata maupun dalam tindakan
Dengan persaksian tersebut seyogyanya memberi efek dalam kehidupan manusia di dunia. Dan membebaskan manusia dari segala bentuk ketundukan kepada segala sesuatu yang bukan tuhan dan bukan berasal berasala dari tuhan.
Kerterbebasan manusia ini menimbulkan suatu motivasi serta semangat ketuhanan dalam segala aktifitasnya, baik berfikir sampai pada tindakannya.Dengan keterbebasan manuisa dari kekuatan di luar tuhan ini diharapkan manusia dapat merasakan nilai tuhan dan menerapkan nilai tuhan itu.
Dalam kehidupan social empiris nilai tuhan itu kemudian di transformasikan dan diaktualisasikan sehingga muncul cerminan masyarakat berketuhanan yang kemudian menjadi cerminan kehidupan yang diridhai oleh tuhan.
Semua tata nilai yang muncul dari kehidupan berketuhanan tersebut di konstruk oleh nilai dan kesadaran ketuhanan. Minimlnya di “awasi”oleh nilai ketuhanan.
Secara psikis manusia cenderung mnegambil nilai-nilai maupun symbol-simbal yang berasal dari luarnya, kemudian mencoba melakukan internalisasi nila maupun symbol tersebut yang secar berangsur-angsur nila yang diadopsi tersebut melahirkan suatu kebiasaan berdasarkan nilai tersebut.
Kebiasaan ini kemudian menghasilkan suatu system kehidupan yang dipakai dan diaunut secara turun temurun.
Dalam kehidupan ekonomi, misalnya, tidak bias dipungkiri cara pandang seseorang terhadap suatu nilai tidak terlepas dari nilai yang dianut oleh lingkungannya. Cara pandang mansyarakat barat yang kapitalistik menghasilkan system ekonomi kaptitalis, peradaban sosialis menghasilkan sosialisme dst.
Seyogyanya bagi manusia yang bersaksi cara pandang ini tidak keluar dari “pengawasan” ketuhanan, tidak ada lagi yang terjebak dengan penamaan suatu system,tetapi adalah system berketuhanan.

Tidak ada komentar: